Doa Sapu Jagat
Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Doa Sapu Jagat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 19 Muharram 1442 H / 07 September 2020 M.
Kajian sebelumnya: Doa Memohon Ampunan
Ceramah Agama Islam Tentang Doa Sapu Jagat
Kita melanjutkan kajian kita, tentang doa-doa yang dibaca oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kita punya banyak permohonan, kita memiliki beragam hajat dan kebutuhan. Tapi terkadang lisan kita kurang mampu untuk menguraikan apa yang berada di dalam hati kita. Terkadang keinginan kita, kemauan kita, hajat kita adalah sesuatu yang remeh yang seharusnya seorang muslim itu memiliki cita-cita dan angan-angan yang besar. Kenapa tidak? Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kalian, memohonlah kepada Aku, pasti Aku kabulkan.” (QS. Ghafir[40]: 60)
Hadits 677
Telah mengajarkan kepada kami ‘Amr bin Marzuq, Ia berkata: Telah mengajarkan kepada kami Syu’bah, ia berkata: Telah mengajarkan kepada kami Tsabit: Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering berdoa dengan doa ini:
اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkan kami dari api neraka.” Syu’bah berkata, “Lalu aku menyebutkan kepada Qatadah, lalu ia berkata, Anas berdoa dengan doa itu, tapi dia tidak menisbatkannya kepada Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam.”
Doa ini sering disebut “doa sapu jagat”, yang terkadang kita membacanya di penghujung doa. Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu biasa menyisipkan doa ini di dalam doa-doa dia sebagaimana pernah kita bahas di beberapa hadits sebelum hadits ini.
Penjelasan doa sapu jagat
Sebagian orang doanya adalah “Ya Allah, aku minta kekayaan, aku minta jabatan, aku minta ilmu,” macam-macam. Doa ini pendek tapi mencakup segala kebaikan yang ada dalam benak manusia dari kebaikan dunia. Al-Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan”hasanah di dunia,” mencakup segala target duniawi dari kesehatan, rumah yang luas, pasangan hidup yang baik, anak-anak yang berbakti, rezeki yang luas, ilmu yang bermanfaat, amal yang shalih, kendaraan yang nyaman, sanjungan dan pujian, dan selain itu dari berbagai kebaikan dan kebahagiaan dunia yang semuanya masuk dalam “hasanah di dunia”.
Seorang muslim hendaklah mengisi waktunya. Hendaklah seorang muslim memperbanyak membaca doa ini. Kita melihat bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada para sahabatnya untuk menghormati kehidupan dunia yang kita memang sedang hidup di sana. Kita tidak boleh tertipu dengan kehidupan dunia ini, tapi kita perlu dengan kebahagiaan di dunia ini.
Tidak tercela seorang muslim untuk menjadi kaya, untuk memiliki rumah yang luas, untuk memiliki istri yang cantik, untuk memiliki mobil yang mewah, untuk memiliki perusahaan yang besar, itu tidak tercela selama bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sahabat-sahabat Nabi memiliki banyak usaha. Ada yang punya kebun berisi satu juta pohon kurma, masyaAllah. Ada yang punya rumah yang luas, itu tidak tercela. Apakah hal itu tidak bertentangan dengan perintah untuk zuhud agar kita tidak tertipu dengan kehidupan dunia ini?
Zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat di akhirat. Maka seorang muslim boleh kaya, tapi hendaklah dia kaya dengan meninggalkan perkara-perkara yang tidak penting. Apakah harta tidak penting untuk akhirat? Tentu jawabannya penting. Yaitu dengan cara disedekahkan dan mebantu orang lain. Bagaimana kisah seorang yang suka menghutangkan kepada orang lain lalu dia berpesan kepada anak buahnya:
كَانَ تَاجِرٌ يُدَايِنُ النَّاسَ ، فَإِذَا رَأَى مُعْسِرًا قَالَ لِفِتْيَانِهِ تَجَاوَزُوا عَنْهُ ، لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا ، فَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُ
“Dulu ada seorang pedagang biasa memberikan pinjaman kepada orang-orang. Ketika melihat ada yang kesulitan, dia berkata pada budaknya: Maafkanlah dia (artinya bebaskan utangnya). Semoga Allah memberi ampunan pada kita. Semoga Allah pun memberi ampunan padanya.” (HR. Bukhari)
Lihat juga: Berbagi Kemanfaatan Harta
Jadi ingat, berbicara kehidupan dunia, harta muslim itu dihargai, dihormati dan tidak boleh diambil. Mintalah kebaikan di dunia. Kisah tentang seorang sahabat yang waktu itu dikunjungi Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam dalam kondisi sakit yang sudah parah bahkan disebutkan kondisinya seperti anak ayam yang sudah mau mati. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada orang tersebut:
هَلْ كُنْتَ دَعَوْتَ اللَّهَ بِشَيْءٍ ؟
“Apakah engkau berdoa memohon kepada Allah dengan sesuatu?”
Orang itu berkata:
نَعَمْ ، كُنْتُ أَقُولُ : اللَّهُمَّ مَا كُنْتَ مُعَاقِبِي بِهِ فِي الْآخِرَةِ ، فَعَجِّلْهُ لِي فِي الدُّنْيَا
“Iya, aku berdoa: ‘Ya Allah, hukuman yang hendak Engkau berikan kepadaku di akhirat, aku meminta kepadaMu agar disegerakan di dunia`”
Apa kata Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam?
لَا تَسْتَطِيعُهُ، فَهَلَّا قُلْتَ : اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ؟
“Engkau tidak akan mampu menerima hukuman Allah. Mengapa kamu tidak mengucapkan, ‘Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkan kami dari api neraka.`” (HR. Muslim)
Akhirnya orang ini berdoa dengan doa itu dan Allah menyembuhkan dia. Jadi minta kebaikan di dunia dan minta kebaikan di akhirat.
Adapun kebaikan di akhirat yang paling puncaknya adalah masuk surga dan yang mengikutinya dari perasaan aman, dari ketakutan hari itu, ketakutan di Padang Mahsyar, peristiwa-peristiwa yang menegangkan, dimudahkannya hisab, timbangan, segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan akhirat.
Adapun diselamatkan dari adzab neraka, ini menuntut agar dimudahkan bagi dia sebab-sebab di dunia yang menyebabkan dia terhindar dari api neraka, terhindar dari perbuatan dosa, meninggalkan syubhat-syubhat. Dan juga tatkala kita mengatakan: “Pelihara kami dari adzab neraka,” di sini kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Ya Allah, kalau ternyata muncul dari kami perbuatan-perbuatan kemaksiatan atau perbuatan-perbuatan dosa, maka maafkan kami dan selamatkam kami dari api neraka.”
Jadi وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ mengandung makna kita meminta kepada Allah agar dihindarkan dari jalan-jalan kemaksiatan dan agar kalau kita mungkin terjebak dalam perbuatan dosa dan kemaksiatan, Allah memaafkan kita yang dengan maaf Allah kita diselamatkan dari api neraka.
Ada ungkapan sebagian orang yang dia mengatakan bahwa mereka beribadah bukan karena mengharapkan surga dan bukan pula takut dari api neraka, mereka beribadah karena cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kita beribadah harus karena cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla, tapi perasaan cinta saja tidak cukup. Perasaan cinta kepada Allah harus berbalut harapan dan rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebaik-baiknya jalan yang ditempuh menuju kepada Allah adalah jalannya Nabi kita Muhammad ‘Alaihish Shalatu was Salam. Dan ternyata doa yang banyak dibaca oleh Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam adalah doa sapu jagat ini. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta kebaikan di dunia, meminta kebaikan di akhirat dan minta diselamatkan dari api neraka.
Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian Doa Sapu Jagat
Podcast: Play in new window | Download
Download mp3 yang lain tentang Al-Adabul Mufrad.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48990-doa-sapu-jagat/